Kabar Terkini- Kasus hukum di Indonesia selalu menjadi pusat perhatian publik, apalagi akhir-akhir ini sering memperlihatkan ketidakadilan hukum atau keputusan yang tak wajar yang diambil oleh hakim. Beberapa bulan lalu terjadi pembunuhan di Jawa Timur yang dilakukan oleh Ronald Tanur terhadap pacarnya.
Sempat berbohong dan mencoba melarikan diri, Ronal di pembunuh sadis tersebut akhirnya berhasil diamankan oleh pihak kepolisian. Dengan kasus berat tersebut, pihak keluarga tentunya mengharapkan hukuman yang seadil-adilnya. Alhasil, kabar terbaru justru mengecewakan pihak keluarga dan berbagai lapisan masyarakat yang berempati pada keluarga korban.
Pihak PN Surabaya memutuskan agar Ronal Tannur segera dibebaskan. Hasil yang snagat mengejutkan tersebut mendapatkan reaksi perlawanan dari berbagai warga dari pihak korban. Puluhan orang menggelar aksi demonstrasi di depan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/7/2024). Mereka mengumpulkan koin untuk hakim yang mengawal kasus pembunuhan dengan terdakwa Gregorius Ronald Tannur.
Demonstrasi di PN Surabaya
Pada acara demonstrasi damai tersebut, setidaknya massa terlihat tiba di depan PN Surabaya sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka membawa mobil komando dan sejumlah banner berisi tuntutan. Mereka datang untuk menuntut kepada Ketua Pengadilan Negeri Surabaya melakukan evaluasi dan menindak tegas hakim yang memutus perkara ini yakni Erintuah Damanik, Magapul, serta Heru Hanindyo karena diduga melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim.
Selain itu, tampak sejumlah anggota kepolisian menutup setengah Jalan Semarang menuju Jalan Arjuno. Hal tersebut untuk mengurangi kepadatan kendaraan di depan PN Surabaya. Mengenai hal itu, perwakilan dari Badan Bantuan Hukum (BBH) Damar, Muhammad Shobur, mengatakan, aksi tersebut merespons putusan bebas terdakwa Ronnald Tannur. Anak seorang DPR yang dituntut dan didakwakan tiga pasal berlapis itu, dibebaskan oleh seorang hakim bernama Erintuah Damanik.
Shobur mengungkapkan, massa aksi ingin pertanggungjawaban dari Ketua PN Surabaya, Dadi Rachmadi. Sebab, hakimnya dinilai telah membuat keputusan yang kontroversial. “Kami minta ketua pengadilan mengoreksi dan mengevaluasi hakim, khususnya Erintuah Damanik dan tema-teman di PN Surabaya yang mengadili terkait perkara pembunuhan ini. Koin untuk hakim Selain itu, lanjut Shobur, pihaknya juga mengumpulkan uang koin saat demonstrasi.
Aksi itu sebagai simbolis adanya dugaan permainan antara hakim dan terdakwa dalam kasus pembunuhan Dini. Untuk koin ini, kami menganggap ada indikasi permainan di dalam. Kita punyanya uang koin untuk dipasrahkan, siapa tahu bisa mengubah hati nuraninya seorang hakim yang memutus perkara ini.