Kabar Sehat – Seperti yang sudah kita kertahui, tato saat ini sudah marak di berbagai belahan dunia. Bahkan para ahli fashion mengatakan bahwa tato adalah salah satu kosmetik yang bisa dipakai oleh pria atau wanita.
Namun apakah tato itu berbahaya? Jelas. Akan tetapi terkadang orang hanya akan memikirkan bahayanya dalam jangka pendek yang akan berakibat adanya alergi, infeksi, dan efek kecil lainnya. Tidak semua orang memikirkan efek jangka panjangnya.
Seorang analis bernama Dr. Andreas Luch dari German Federal Institute for Risk Assessment di Berlin Jerman mengungkap kalau tidak ada jaminan tinta yang disuntikkan kedalam badan ini aman. Bakteri jelas terdapat di dalamnya.
Menurut Luch, ada satu riset yang dikerjakan pada mayat seorang yang dulunya mempunyai tato. Tidak dijelaskan berapa lama dia meninggal, yang pasti pada badan mayat itu tatonya sudah 90 persen menghilang. Beberapa ilmuwan bahkan juga tidak tahu apa yang terjadi pada tinta tato itu hingga dapat menghilang. Walau sebenarnya, mayat itu sudah mempunyai tato sepanjang beberapa puluh tahun semasa hidupnya.
Sampai sekarang ini tidak ada penyusunan standard untuk industri tinta. Bila ada yang iritasi pasca tato, baru bakal dilaporkan ke polisi dengan tuduhan malapraktek. Sekarang ini, tinta moderen memiliki kandungan pigmen organik, namun juga mempunyai unsur pengawet serta kontaminan seperti nikel, arsenik serta timah.
Walau sebenarnya dalam perundang-undangan, penggunaan pengawet terang dilarang. Sesaat pada tinta tato, sudah diketemukan setidaknya 14 persen kandungan pengawet. Tinta itu disuntikkan ke jaringan kulit serta masuk ke aliran darah. Orang yang mempunyai tato tidak bisa melakukan donor darah. Bahkan juga saat dia dinyatakan sehat keseluruhan.
So, pemakaian tato dapat menyebabkan kanker kulit, atau dapat pula hepatitis. Ini bakal berlangsung bila pembuat tato memakai jarum bekas. Bila sebelumnya dipakai untuk beberapa penderita HIV/AIDS, kemungkinan besar akan menular.