Artikel terkini-Menteri Koordinator Bidang Kebudayaan dan Pembangunan Manusia (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan jika Covid-19 mewabah, maka manipulasi akan seperti penyakit biasa.
“Ini namanya endemik, penyakitnya masih ada, tapi sudah tidak mewabah lagi. Karena akan ditangani seperti penyakit menular lainnya seperti TBC yang pada dasarnya penyakit virus. Bakteri, virus dan jamur sering menjadi infeksi,” kata Muhadjir kepada Kepala sekolah. Gedung Universitas Brawijawaya, Sabtu (21/5)
Apakah Indonesia sudah endemic?
Mengenai pendanaan dan rejimen pengobatan untuk pasien Covid-19 akan mengalami perubahan. Menurut Menko PMK, pembiayaan pengobatan pasien Covid-19 yang selama ini dibiayai langsung oleh pemerintah akan dialihkan ke BPJS Kesehatan.
Setelah itu, penanganan Covid-19 dengan BPJS juga akan dilakukan sesuai jenis yang dimiliki. “Kalau nanti dinyatakan endemik, otomatis menjadi penyakit menular biasa. Karena penyakit menular biasa, penanganannya juga biasa. Termasuk biaya, nanti akan dialihkan yang sampai saat ini langsung disubsidi oleh pemerintah ke BPJS”, jelasnya.
Seperti yang kita ketahui bersama, wabah Covid-19 di Indonesia saat ini semakin condong ke depan. Jumlah kasus dan kematian akibat virus corona juga semakin berkurang setiap harinya. Realitas ini telah mempersiapkan Indonesia untuk transisi dari pandemi menjadi endemik.
Pak Muhadjir juga mengungkapkan bahwa berdasarkan jumlah kasus yang dirawat, angka positif, angka hunian rumah sakit dan kemudian angka kematian, saat ini sudah ada tanda-tanda bahwa Covid-19 bukan yang tertinggi dibandingkan dengan penyakit lainnya.
Pak Muhadjir mengatakan, berdasarkan survei internal yang dilakukan oleh Badan Koordinasi PMK di 18 RS DKI di Jakarta pada Februari 2022, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia kini turun ke peringkat 14. .
Dia menjelaskan, angka Covid-19 lebih rendah dibandingkan penyakit lainnya. Misalnya, kanker memiliki angka kematian tertinggi, diikuti pneumonia, pneumonia nonspesifik, dan penyakit ginjal. “Dengan begitu, menunjukkan bahwa memang Covid-19 alhamdulillah bukan lagi penyakit yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Muhadjir Effendy yang juga Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya (MWA UB) memimpin rapat paripurna khusus untuk memilih Rektor Universitas Brawijaya periode 2022-2027.
Sidang paripurna khusus dihadiri oleh 17 anggota penuh MWA. Ada tiga calon Rektor UB yakni Prof. Dr.Ir. Imam Santoso, profesor madya, profesor. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc dan Prof. Dr.Unti Ludigdo, S.E., M.Si., Ak
Dalam sidang paripurna khusus, seluruh anggota sepakat memilih Prof. Widodo sebagai Rektor UB periode 2022-2027.