Kabar Terkini- Presiden Jokowi akhir-akhir menjadi bahan pembicaraan di berbagai sosial media terkait dirinya yang kerap dikatain hal-hal negatif. Namun demikian, reaksi amarah dan protes justru datang dari para pendukung setia Jokowi yang merasa Jokowi sebagai simbol negara dihina oleh berbagai oknum.
Takut menimbulkan kereahan pada masyarakat secara luas, berbagai pihak telah melaporkan sosok Rocky Gerung selaku salah satu oknum yang kerap melontarkan kata-kata tak senonoh terhadap Jokowi. Namun berbagai pakar hukum berpendapat bahwa hal tersebut hanya bisa dilaporkan secara langsung oleh yang bersangkutan yaitu Presiden sendiri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dia menyadari bahwa dirinya disebut dengan kata yang tidak pantas. Akan tetapi, Jokowi mengaku tidak masalah diejek-ejek seperti itu. Hal tersebut Jokowi sampaikan dalam sambutannya pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD 2023 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu.
Tanggapan Jokowi Atas Lontaran Kata-Kata Tak Senonoh
Adapun dalam kesempatan terseut, Jokowi mengatakan, berkat media sosial, apa pun bisa disampaikan kepada Presiden. Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan sampai ejekan, bahkan makian dan fitnah bisa disampaikan dengan mudah dengan medsos. Lalu, barulah Jokowi menyampaikan ejekan-ejekan yang dia dengar kepada dirinya.
Jokowi pun menegaskan, dirinya tidak masalah diejek seperti itu. Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, planga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun, tolol, ya ndak apa-apa. Sebagai pribadi, saya menerima saja,” katanya disambut tepuk tangan. Namun, Jokowi menyatakan bahwa dirinya sedih melihat budi pekerti luhur mulai menghilang.
Posisi Presiden itu, tidak senyaman yang dipersepsikan. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan dan dengan adanya media sosial seperti sekarang ini. Apapun, apapun bisa sampai ke Presiden.
Bukan cuma itu, Jokowi juga mengingatkan menjadi seorang Presiden Republik Indonesia harus berlapang dada. Sebab kerap kali mendapat amarah masyarakat, ejeken hingga caci maki serta difitnah. Malah, Jokowi sudah mengalaminya hal itu semua selama 2 periode atau 10 tahun memimpi Republik ini.
Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Fir’aun, tolol. Ya ndak apa, sebagai pribadi saya menerima saja. Namun, Jokowi mengaku sedih kalau budaya santun budi pekerti luhur bangsa ini mulai hilang. Menurutnya, kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Polusi di wilayah budaya ini, jelas eks Gubernur DKI Jakarta itu, sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia.